Struktur Tumbuhan


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi mengenai arsitektur pohon.

Adapun makalah biologi tentang arsitektur pohon ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



























































BAB 1

PENDAHULUAN





  1. LATAR BELAKANG


Arsitektur pohon merupakan salah satu kajian lanjut dari ilmu dendrologi yang mempelajari perbedaan bentuk-bentuk pertumbuhan pohon yang kemudian digolongkan menjadi beberapa model arsitektur pohon. Model arsitektur pohon adalah bangunan dari suatu pohon sebagai hasil pertumbuhan meristematik pohonyang dikontrol secara morfogenetik. Morfogenetik yang dimaksud berarti bahwa secara genetik pertumbuhan meristematik ini akan mempengaruhi bentuk fisik atau morfologi pohon, khususnya yang berhubungan dengan pola pertumbuhan batang, percabangan, dan pembentukan pucuk terminal

Arsitektur pohon adalah hasil dari pertumbuhan yang dilakukakan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola ini berlanjut dengan pengulangan yang sama. Jenis pohon tertentu akan memiliki pola-pola yang tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu (Tomlinson, 1986).

Pohon-pohon yang berada pada kelompok biologi yang sama, cenderung memiliki kesamaan dalam bentuk dan pola arsitekturnya (Tomlinson, 1986). Bersifat mantap pada tingkat spesies dan penting untuk persilahan.



  1. RUMUSAN MASALAH

  1. Apa pengertian arsitektur pohon ?
  2. Bagaimana letak percabangan dan arah percabangan ?
  3. Apa saja model arsitektur pohon ?
  4. Bagaimana cara mengidentifikasi model arsitektur pohon?



  1. TUJUAN

  1. Mengetahui pengertian arsitektur pohon
  2. Mengetahui letak percabangan dan arah percabangan
  3. Mengetahui  model arsitektur pohon
  4. Mengetahui cara mengidentifikasi model arsitektur pohon





















































BAB II

PEMBAHASAN





ARSITEKTUR POHON



Supriyanto (2010; komunikasi pribadi) menjelaskan bahwa hasil dari organogenesis dan morfogenesis akan membangun arsitektur pohon.  Arsitektur pohon merupakan hasil dari pertumbuhan yang dilakukan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola-pola ini berlanjut dengan pengulangan yang sama.  Jenis-jenis pohon tertentu akan memiliki pola-pola tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu.

Menurut Tomlison (1983), bentuk dari pohon mencirikan penampilan dari suatu kelompok biologi, artinya pohon-pohon yang berada pada kelompok biologi yang sama cemnderung memiliki kesamaan dalam bentuk dan pola arsitekturnya. Sebelumnya Halle dan Oldeman (1978) telah mendeskripsikan model-model arsitektur pohon hutan terdiri atas 23 model untuk jenis-jenis pohon dan tumbuhan hutan lainnya dijumpai sebagai model pada pohon-pohon hutan di wilayah tropika.  Dijelaskan lebih lanjut bahwa arsitektur pohon merupakan abstraksi dari genetic oleh suatu tumbuhan sejak mengawali pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk-bentuk tajuk.  Arsitektur adalah bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apical, ukuran atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.

Setiap jenis pohon memiliki satu model arsitektur yang tetap, tetapi satu model arsitektur dapat dimiliki oleh berbagai jenis pohon dari family yang sama atau berbeda.  Berdasarkan pengetahuan ini dan pengenalan jenis-jenis pohon yang dijumpai di Indonesia, Sutisna et al (1998) menyatakan sekurang-kurangnya terdapat 9 model arsitektur pohon hutan di Indonesia, meliputi : (1) model Attim, (2) Aubreville, (3) Koriba, (4) Massart, (5) Prevost, (6) Rauh, (7) Roux, (8) Scarrone dan (9) Troll





Letak Cabang



Ada dua percabangan, yaitu:

1.    Percabangan ritmik yaitu apabila beberapa cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada batang pokok secara berulang dengan jarak antara kelompok cabang yang satu dengan kelompok cabang berikutnya jelas terlihat.

2.    Percabangan menerus yaitu apabila satu cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada batang pokok diikuti cabang-cabang lain, demikian seterusnya dan tidak jelas berulangnya.





Arah pertumbuhan cabang

Ada dua arah pertumbuhan cabang, yaitu:

1.    Cabang ortotropik adalah arah pertumbuhannya menuju ke atas dan bagian kuncup ujung cabang ataupun ranting tampak menghadap ke atas.

2.    Cabang plagiotropik adalah arah pertumbuhannya menuju ke samping dan kuncup ujung menghadap ke samping atau terkulai ke bawah.

Pembagian Ranting/Meristem Cabang

Ada dua pembagian ranting yaitu:

1.    Cabang Simpodial : arah pertumbuhannya terbagi dua atau lebih pada setiap modul atau cabang tumbuh terminal kemudian cabang berikutnya tumbuh pada bagian bawah ujungnya.

2.    Cabang monopodial ; pertumbuhan cabang terus berlanjut pada satu cabang, tanpa meristem yang terbagi.

                                                       

Menurut Halle dan Oldeman tahun 1975 dalam Aththorick T.A tahun 2000, Selain penggolongan model berdasarka 8 hal tersebut, model arsitektur pohon dapat dibedakan dalam 4 karakteristik utama, yaitu:

1.     Pohon tidak bercabang yaitu bagian vegetatif pohon hanya terdiri dari satu aksis dan dibangun oleh sebuah meristem soliter, contohnya model Holttum dan Corner 

2.     Pohon bercabang dengan axis yang ekivalen dan orthotropik, contohnya model Tomlinson, Chamberlain, Leuwenberg, dan Schoute.

3.     Pohon bercabang dengan axis vegetatif nonekivalen, contohnya model prevost, Rauh, Cook, Kwan-Koriba, Fagerlind, Petit, Aubreville, Theoretical, Scarrone, Attim, Nozeran, Massart, dan Roux.

4.     Pohon bercabang dengan aksis vegetatif campuran ada yang ekivalen dan nonekivalen, contohnya model Troll, Champagnat, dan Mangenot





Model Arsitektur Pohon

Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan puncak terminal (Halle et al, 1975).

  • Model massart : yaitu model pohon dengan ciri-ciri batang batang bercabang, poliaksial, dengan aksis vegetatif tidak ekuivalen, homogen (terdiferensiasi dalam bentuk aksis ortotropic), percabangan seluruhnya acrotonic dalam membentuk batang, bukan konstruksi modular dengan perbungaan lateral, pola percabangan umum monopodium, pertumbuhan batang dan cabang ritmik dan percabangan flagiotropik bukan karena aposisi, monopodial atau simpodial karena substitusi. Contohnya : ki endog (Geniostoma haemospermum) dari famili Loganiaceae dan ki bangkong (Turpinia spaerocarpa) dari famili Staphyliaceae. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :
                                                                                     Salam (Syzygium polyanthum)

  • Model Rauh : yaitu model pohon yang memiliki ciri-ciri batang bercabang, poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis berbeda, dengan aksis vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, semuanya orthotropic, percabangan monopidial dengan perbungaan lateral dan mempunyai batang pokok yang mengalami pertumbuhan secara ritmik. Contohnya : huru (Litsea angulata) dari famili Elaeocarpaceae, puspa (Schima wallichii) dari famili Theaceae dan rasamala (Altingia excelsa) dari famili Hamamelidaceae. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :


Gambar 8. Pinus (Pinus merkusii)

  • Model Nozeran
    yaitu model pohon yang memiliki ciri batang bercabang, kadang-kadang terlihat seperti tidak bercabang, poliaksial, aksis vegetatif tidak ekuivalen (homogen, heterogen atau campuran) tetapi selalu mempunyai perbedaan yang jelas antarara batang dan cabang, aksis vegetatif homogen, percabangan akrotoni,  bukan konstruksi modular, seringkali dengan perbungaan lateral, pokok simpodium, ortotropik, cabang berupa simpodial atau monopodial tetapi tidak pernah plagiotropik. Gambar arsitekturnya sebagai berikut :
  • Model Aubre’ville
    Batang monopodial dengan pertumbuhan yang ritmik, tatasusunan daun (filotaksis) spiral atau dekusatus, melahirkan percabangan melingkar dengan filotaksis sama. Percangan tumbuh ritmik tapi modular, setiap cabang bersifat plagiatropik dengan aposition. Perbungaan lateral dan mengakibatkan modul pertumbuhan indefinite. Contoh : Campnosperma brevipetiolatum, Endorspermum diadenum, Fagraea fragrans, Palaquium gutta dan Terminalia catappa.
    Gambar 2. Ketapang (Terminalia catappa)

  • Model Scarrone
    Merupakan model dengan karakteristik barcabang, poliaksial atau pohon dengan beberapa axis yang berbeda, dengan axis vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, semuanya orthotropik, percabangan monopodial dengan perbungaan terminal, terletak pada bagian tajuk, cabang simpodial nampak seperti konstruksi modular, batang dengan pertumbuhan tinggi ritmik. Jenis tanaman yang memiliki model arsitektur pohon seperti ini adalah famili Lauraceace dan Saurauiaceae (Aththorick, 2000). Beberapa jenis pohon yang termasuk ke dalam model ini diantaranya Mangga (Mangifera indica), Pandan (Pandanus pulcher), Jambu mete (Anacardium occidentale), Kedondong (Spondias pinnata), Johar (Cassia siamea), Langar (Peltophorum pterocarpum), Waru (Hibiscus tiliaceus), Pongang (Schefflera sp), Huru lunglum (Litsea noronhae).










  • Model Roux’s
    Pertumbuhan meristem batang monopodial ortotropik memperlihatkan pertumbuhan kontinu. Percabangan plagiatropik dan biasanya kontinu. Susunan daun spiral batang batang tetapi biasanya bercabangan memperlihatkan baris yang jelas (distichous). Posisi bunga tika signifikan dengan pengerian/defenisi model ini Contohnya : Dryobalanops sumarensis, Durio zibethinus, Hopea odorata.
         Gambar 7. Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia)
  • Model Attim
    Poros secara kontinu tumbuh, dibedakan menjadi batang monopodial dan percabangan yang ekuivalen. Bunga lateral dan tidak mempengaruhi bentuk kuncup. Contohnya Casuarina equisetifolia, Lumnitzera racemosa, Calophyllum spp, Ceriops tagal dan Rhizophora mucronata.


  • Model Troll
    Seluruh poros plagiatropik dengan kontinu superposisi. Contoh Albizia lebbeck Pterocarpus indicus.Terdapat 3 model. Model yang penting di Asia Tenggara adalah Model TROLL’s.
    Akasia Lampion (Acacia mangium)


  • Model Koriba
    Model Koriba merupakan model arsitektur pohon yang memiliki ciri batang simpodium. Kuncup terminal terhenti karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi menjadi parenkim. Kuncup aksilar yang berkembang dekat di bawahnya, membentuk koulomner yang semula identik namun terjadi perbedaan. Satu menjadi koulomner batang dan yang lain menjadi koulomner cabang
    Gambar 3. Pulai (Alstonia scholaris)





Cara Mengidentifikasi Model Arsitektur Pohon



Model arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai hasil pola pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari suatu arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan puncak terminal.

Cara mengidentifikasi model arsitektur pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik dan kontinyu. Pertumbuhan ritmik memiliki suatu periodisitas dalam proses pemanjangannya yang secara morfologi ditandai dengan adanya segmentasi pada batang atau cabang. Pertumbuhan kontinyu tidak memiliki periodisitas dan tidak ada segmentasi pada batang atau cabangnya.

Selain itu juga melihat pola percabangan yang dapat dibedakan atas pola sylepsis (percabangan yang terbentuk dari meristem lateral dengan perkembangan kontinyu) dan pola percabangan proplepsis (percabangan yang terbentuk secara diskontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral). Pertumbuhan tunas pada jenis-jenis pohon juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu orthrotropik dan plagiotropik. Pertumbuhan tunas jenis orthrotropik dicirikan oleh pucuk yang terbentuk berorientasi tumbuh vertikal dan sering tidak berbunga, sedangkan pada pertumbuhan tunas jenis plagiotropik yaitu pucuk yang terbentuk berorientasi tumbuh secara horizontal dan sering menghasilkan bunga.

                                                                   



BAB III

KESIMPULAN



  1. Arsitektur pohon merupakan hasil dari pertumbuhan yang dilakukan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola-pola ini berlanjut dengan pengulangan yang sama.  Jenis-jenis pohon tertentu akan memiliki pola-pola tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu.
  2. Letak cabang: percabagan ritmik dan percabangan menerus
    Arah pertumbuhan cabang : Cabang ortotropik dan  Cabang plagiotropik
  3. Model arsitektur pohon: Model massart, Model Koriba, model rauh, model roux, modal attim, model troll, model aubreville, model Scarron, model nozeran
  4. Cara mengidentifikasi model arsitektur pohon yaitu dengan melihat pola pertumbuhan pohon yang dapat berupa ritmik dan kontinyu. Selain itu juga melihat pola percabangan yang dapat dibedakan atas pola sylepsis (percabangan yang terbentuk dari meristem lateral dengan perkembangan kontinyu) dan pola percabangan proplepsis (percabangan yang terbentuk secara diskontinyu dengan beberapa periode istirahat dari meristem lateral).








DAFTAR PUSTAKA





Aththorick, T. Alief. 2000. Pengaruh Arsitektur Pohon Model Massart dan Rauh Terhadap Aliran Batang, Curahan Tajuk, Aliran Permukaan, dan Erosi Di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi. IPB. Bogor.

Wiyono. 2009. Arsitektur Pohon. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.





Komentar